Kamis, September 27, 2012

Dear 'R' sesion 2

*** baca kisah sebelumnya disini

Aku masih berdiri sambil membawa buket bunga mawar merah untuk menyambut kelulusannya siang itu, aku hanya melihatnya dari balik kaca Auditorium sekolahku, tempat dimana setiap acara dilaksanakan bahkan kadang juga di sewakan untuk acara pernikahan. 30 menit aku menunggunya, karena memang aku datang terlambat dari acara yang telah di jadwalkan apalagi coba klo bukan karena angkot yang membawaku berjalan layaknya siput, dan aku merasa jam berhenti berdetak seketika itu...haassyyaaa....
Setelah acara penutupan dan semua peserta wisudawan atau wisudawati saling memberi ucapan dan berfoto, aku tetap menunggunya di luar, akhirnya mamas keluar dan menyapaku..

" Dek, kenapa gak masuk??" sapanya dengan suara parau. 
" Gak papah, disini ja sambil ngadem. jawabku ngeles ". Ohh ya, selamat ya mas, sambil ku serahkan buket mawar merah kepadanya.
" Makasih ya cantik, " I'm lucky I'm in love with you, jawabnya sambil tersenyum.
" It's lucky. I love you and you love me, We are happy family, right?" balasku sambil tertawa.

***

Tiga bulan kemudian dan aku masih mengingatnya tepatnya bulan September, yaaakk...lagi-lagi September...dan aku benci September, kali ini juga September..bulan ini juga September.
Kenapa semua serba September, 10 tahun yang lalu aku kecelakaan juga tepat di September, tyus aku patah hati di September, aku jatuh cinta di September dan kamu ninggalin aku buat selamanya juga tepat di September...#damn

Sore itu kamu menungguku di gerbang sekolah, mengajakku nonton ke Dieng, tapi aku lupa nonton apa yaa kita dulu???!!. 
Itu kelemahanku, selalu ceroboh dan pelupa, lupa makan, lupa sholat, lupa ngerjain PR, tapi kamu selalu jadi pengingat setiap kali aku lupa. 

" Adel?? panggilmu dengan suara parau, karena aku tau kamu sedang batuk waktu itu ".
" ya, mas ada apa??!! jawabku sambil menatapnya tajam ".

Entah kenapa hari itu aku benar-benar merasa gak enak hati dari rumah, dari pagi aku udah sial bahkan bertubi-tubi dari bangun kesiangan, lupa sarapan, angkot lelet, terlambat masuk sekolah, masuk Tatib dan dihukum berdiri di lapangan karena lupa ngerjain PR. Ingin nangis ja rasanya,..kesialan yang bertubi-tubi..tapi sore itu kamu datang jadi ada sedikit senyum buatku.

" Kita putus ya Del??" katanya menatapku ".
" Speechless, bagai disambar petir, lagi-lagi aku hanya terdiam tanpa kata". 
" Kenapa??" tanyaku sambil menyeka air mataku.
" Kamu terlalu baek buat aku, kamu pantas buat dapatin yang lebih baek dari aku." Jawabnya tanpa mampu melihat mataku.
" Klo aku baek kenapa kita harus putus? apa ada cewek laen? atau mungkin aku kurang cantik ?? " . Protesku tanpa memperdulikan bahwa saat itu di sekitarku ada beberapa pasang mata memperhatikan.
" Gak Adel, bukan gitu. Pokoknya kita putus, titik..!!" Bentaknya sambil memalingkan muka.

Selama sejam kami hanya diam dan tanpa kata-kata, akhirnya dia mengajakku pulang.

" Ayo pulang del??" katanya sembari menarik tanganku.
" Tidak, kamu pulang ja dulu aku masih mau disini. " Jawabku.
" Klo kamu gak pulang, aku juga gak pulang. " katanya lagi.
Dengan malas aku berdiri dan menurutinya pulang..

***

Sejak saat itu kami benar-benar lost contact aku sudah tidak pernah melihatnya lagi, tak mendengar lagi kabarnya, bahkan untuk menjenguk ke sekolahku saja sudah tidak pernah. 
Dia jahat..jahat banget...Kenapa dia lakukan ini ke aku, aku sangat menyayanginya, bahkan kenapa dia tidak berusaha menjaga hubungan ini, sambil terisak dan mengusap ingus aku menangis bombay di bahu Lee sahabatku. 
Lagi-lagi teringat dia, dengan kesal dan kadang masih tersisa rindu di hati ini aku selalu curhat ke Lee. Andaikan semua gak secepet ini yaa Lee,..huumm...jadi keinget lagunya Vierra-Seandainya,..



Vierra – Seandainya

Kala kaukan menjalani hidupmu sendiri
melukai kenangan yang tlah kita lalui
yang tersisa hanya aku sendiri disini
kau akan terbang jauh menembus awan
memulai kisah baru tanpa diriku

Seandainya kau tau
ku tak ingin kau pergi
meninggalkanku sendiri bersama bayanganmu
seandainya kau tau
akukan slalu cinta
jangan kau lupakan kenangan kita slama ini

Kala kaukan menjalani hidupmu sendiri
melukai kenangan yang tkah kita lalui
kau akan terbang jauh menembus awan
memulai kisah baru tanpa diriku

Seandainya kau tau
ku tak ingin kau pergi
meninggalkanku sendiri bersama bayanganmu
seandainya kau tau
akukan slalu cinta
jangan kau lupakan kenangan kita slama ini
slama ini

Seandainya kau tau
ku tak ingin kau pergi 
meninggalkanku sendiri bersama bayanganmu
seandainya kau tau
akukan slalu cinta
jangan kau lupakan kenangan kita 
slama ini


" Gak semua yang kamu mau mesti kamu dapatin Del, suara parau Lee memecah isakan tangisku".

"Tuhan itu maha adil Del, meskipun sebentar setidaknya Tuhan telah memberimu kesempatan bersamanya. Sementara yang lain hanya bermimpi bisa jalan dengannya ". Ucapan Lee yang barusan bener-benar menyadarkanku.

Lee benar, seharusnya aku bersyukur, dan mengenang masa lalu sebagai pembelajaran. Bagaimanapun juga masa lalu ya masa lalu, semuanya sudah lewat dan gak ada yang perlu di tangisi, apalagi menyesali yang sudah terjadi seharusnya kita bangkit dan menatap masa depan lebih baik, waktu akan terus berjalan yang membawa kita pada masa puncak kehidupan yang sesungguhnya.

"Mungkin aku egois, tak bersyukur, atau apalah itu. Tapi aku menyayangimu. Aku ingin bisa bersamamu, selamanya. Tapi aku sadar klo kita jodoh toh kita akan bertemu suatu hari nanti, entah di dunia atau di surga kelak.

***

3 tahun kemudian SMU kami mengadakan acara reuni, memang rata-rata kami masih kuliah semester akhir tapi rasa rindu kami pada teman-teman baru terlaksana setelah 3 tahun lulus dari SMU yang mempunyai kenangan manis dalam hidupku. Kembali ke lingkungan SMU, bertemu teman lama, saling bercerita, bertukar pengalaman, pembelajaran hidup dan bergosip hahahaha... Tapi rupanya kami sudah dewasa, banyak fase yang telah kami lalui, dan bukan anak SMU kemarin sore tapi telah tumbuh jadi dewasa dengan pengalaman hidup yang lebih matang.

" Tau gak mas Ronny??" yang dulu sama Adel?? Suara samar itu membuyarkan lamunanku. 


Aku berusaha mendengarkan, tanpa mengubah posisi dudukku agar mereka tidak curiga. Rupanya mereka membicarakan mas Ronny dengan suara pelan, agar tidak di dengar yang lain.

Rena, ya dia dari dulu selalu tau gosip terhot dan ter-update di sekolah kami, bahkan setelah 5 tahun aku berpisah dari mas Ronny, dia tau kabarnya.

" Kapan itu mantanku satu kampus sama Ronny, " cerita Rena pada Bella dan Esty di sebelahnya.

" Tyuz mantanku si Edo bilang klo Ronny udah meninggal". Dengan nada agak menekan Rena membuat jantungku berhenti berdetak.

Sontak saat itu juga bener-bener terhentak, tak mampu menelan liur, bahkan air mataku tak kuasa buat menetes. Dunia seakan berbalik, memutar, dan jam dinding berhenti oleh putaran waktu.

" Apaaa???? " tanyaku dalam hati.

" Kata Edo, sudah lama Ronny menderita kanker otak, dan mulai stadium akhir waktu duduk di bangku kuliah. Cerita Rena dengan antusiasnya,". Terus keluarganya juga sempat pindah ke Singapura, bahkan kembali ke kota asalnya di Manado. Sejak saat itu Edo hanya sering di kirimi sms dari keluarganya untuk mengetahui perkembangan kondisi kesehatan Ronny, hingga ajal menjemputnya.

Edo juga datang kok kepemakaman Ronny di Manado, cerocos Rena, sementara aku hanya tetap terpaku memandang langit-langit kelas dengan tatapan kosong dan air mata yang tak bisa menetes. Dunia seakan kosong, aku berada dalam keramaian tapi aku merasa sepi dan sendiri.

Dengan perasaan galau tingkat akut, dan rasa yang bercampur aduk aku memberanikan diri buat bertanya pada Rena,..

" Maaf Rena, klo tidak salah dengar kamu tadi menyebut nama Ronny, Ronny sapa ya??!!" tanyaku dengan polos.

" Huummm...Ronny, cowok kamu dulu Del, jawab Rena singkat".
" Terus sekarang Ronny dimana??" tanpa kusadari air mataku menetes.
" Masak kamu gak tau Del??" tanya Rena.

" Gak, jawabku polos".
" Kamu sabar ya Del, dia sudah damai bersama Tuhan". Huumm...dia di makamkan di Manado 6 bulan yang lalu." Jawab Rena.

Lee tau aku tidak akan konsen dengan kegiatan reuni saat itu, dengan terpaksa Lee mengajakku meninggalkan ruangan dan mengajakku duduk di taman.

" Kamu sabar ya Del??!! "
Tuhan punya skenario tersendiri buat umatnya,Dia juga gak akan membiarkan umatnya sendirian di dunia ini, dia pasti memberi pasangan untuk saling menjaga. 
Dimana ada air mata di situ ada senyuman, dimana ada badai di situ pelangi akan terlihat. Suara Lee hanya mampu kudengar tanpa aku jawab, dan air mataku yang mengalir adalah jawaban dari semua ini.
Seketika itu suara tangisku pecah, badan ini terasa berat dan tak mampu bergerak tapi untunglah ada Lee yang rela memberikan bahunya untuk bersandar dan memberi sekotak tisu untuk menyeka ingusku.

" Kenapa Tuhan tak adil ya Lee??" tanyaku pasrah.
" Kenapa Tuhan tak membiarkanku merawatnya walau sebentar saja, apa salah Ronny, kenapa Dia ambil begitu cepat??". 
Dia baek, pintar, ramah, kenapa??? kenapa dia??..
"Kenapa juga dia ninggalin aku dengan sejuta tanya???" Kenapa Lee???!!. Aku menggoyang-goyangkan tangan Lee sambil terisak, dan Lee hanya terdiam, terpaku, tanpa ada kalimat yang keluar dari mulutnya". 
Kemudian Lee hanya mampu memelukku, sambil berucap " sampai kapanpun kamu temanku, sahabatku, dalam suka maupun duka,".

Thangkyu my bestfrend Lee, entah tanpa kamu aku gak tahu saat itu aku mesti gimana, dan apa yang harus aku lakukan. Tapi satu hal yang membuatku kuat kamu selalu bilang klo aku wanita kuat bukan lemah, walaupun aku sering nangis di bahumu tapi kamu selalu membuatku merasa jadi diriku sendiri...
Buat mamas juga baek-baek di surga ya, jangan nakal. Tuhan pasti jagain kamu disana dengan baek bahkan lebih baek dari aku. klo kita jodoh kita pasti ketemu lagi. 
Kita ibarat setetes air yang bertemu di tengah lautan kehidupan,kadang hujan nyaris memisahkan kita,
tapi pada cinta kita berpegang. 
Seperti bintang yang selalu menerangi malam, walaupun sinarnya pinjam pada matahari tapi tetap saja terang. 
Aku yakin salah satu diantara ribuan bintang ada kamu disana. 
Di surga, damai di sisi Tuhan.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar