Rabu, Maret 21, 2012

Pelangi......

heyy bloggiest...

Kali ini aku mau cerita tentang kisah hidup teman kecil ku. Kisah perjuangan sebuah keluarga yang mencari jati diri. Kisah nyata yang aku tulis lewat pesan singkat nya tadi malam. Kehidupan yang lebih keras dari batu yang justru datang dari keluarganya. Masalah yang timbul secara bertubi-tubi justru yang membuatnya kuat.


Sisa bulir ujan masih bergelayut di pucuk pohon. Rasanya masih enggan melanjutkan kerjaan kantor. Angin semilir yang berhembus membuat sedikit mata kantuk. Tiba- tiba teringat buat mengulang membaca pesan singkat dari teman kecilku. Dadaku sesak membacanya, tanpa sadar air mataku meleleh tanpa bisa ditahan, tak mampu berkata-kata. Firda Bagus Putra, dia lahir di jakarta 15 november 1986, anak ke dua dari dua bersaudara alias anak ragil. Ayahnya bekerja di sebuah PT. di daerah Tanjung Priok sebagai staff HRD. Ibunya hanya ibu Rumah Tangga. Ketika dia berusia 8bln badai menerpa keluarganya. Nasib rumah tangga kedua orangtuanya di ujung tanduk, pa lagi klo bukan Ayahnya selingkuh dengan wanita lain. Sungguh ironi memang, tapi tu lah kenyataan hidup.

Pertengkaran terjadi dan masalah mulai timbul, yaa...meja hijau. Jalan yang selalu diambil untuk dua pasang anak manusia dalam mengatasi konflik rumah tangga nya. Kenyataan yang harus ditanggung anak-anak ketika orang tua mereka sedang dalam masalah besar. huuummm.....orang dewasa memang penuh konflik berbeda dengan anak-anak yang hanya tertawa ceria dan menangis ketika mainan nya hilang. 


Begitu juga jalan yang akan di tempuh oleh sang Ayah, tetapi pa yang terjadi ibu S tidak mau untuk dicerai karena rasa cinta yang teramat besar pada suaminya, huuummm...terkadang lelaki suka seenaknya sendiri, tanpa mau tahu perasaan wanita. Demi sebuah rasa tu akhirnya ibu S memutuskan tuk kembali ke tanah kelahiran nya di malang, yaa...bisa dibilang adalah pelarian,..pelarian dari lelaki yang telah menafkahinya selama 14 tahun, yang memberinya cinta dan kasih sayang serta dua anak yang cantik dan ganteng, yaaaa..bisa dibilang pelarian dari kekecewaan hati.

Kembali ke Malang dan membangun perekonomian keluarga serta menjadi single parent buat 2 anaknya memang tidak mudah. Tetapi demi kelangsungan hidup dan masa depan kedua anaknya yang masih panjang sedikit demi sedikit ibu S berusaha bangkit dari keterpurukan. Huuummm....so wondermother....mungkin tidak semua wanita sanggup penjadi single parent, tapi dengan kegigihan ibu S mampu membangun perekonomian keluarga yang sempat goyah. 


Penghasilan pun cukup pas-pasan dari rumah yang mereka tempati u/ kos-kosan mahasiswa Universitas Brawijaya. Sementara Kak R juga masih duduk di bangku SMA swasta di Malang. Ekonomi keluarga semakin berat ketika Kak R lulus SMA dan melanjutkan ke PTS STIE Malangkucecwara (ABM) dimana biaya di kampus tu sangat mahal karena merupakan salah satu kampus bergengsi di kota Malang.

Demi masa depan sang anak apapun dilakukan oleh semua ibu, begitupun dengan ibu S demi cita-cita sang anak dia rela banting tulang siang malem agar anaknya bisa melanjutkan study nya. Akhirnya Kak R masuk juga di kampus bergengsi tersebut.

Hari demi hari dilalui teramat berat oleh keluarganya, pa lagi ketika Kak R memasuki semester 2. Namanya juga udah kuliah wajar klo punya cowok, begitu juga dengan Kak R. Sore tu Kak R pulang dengan dianter temen cowoknya, namanya juga dianter pasti ikut mampir dunk. Akhirnya Kak Y mampir dan berkenalan dengan ibu S. Awalnya seh ibu biasa ja sama Kak Y tapi lama kelamaan timbulah rasa tidak suka ibu ke Kak Y. Ne berawal dari Kak Y yang sering minta izin masuk kamar Kak R, ibu ngerasa risih ngliatnya karena terlalu sering akhirnya ibu memarahi Kak R. Percekcokan pun timbul, karena tidak terima dengan kata-kata kasar ibu akhirnya Kak R mengancam untuk pergi dari rumah. Huummm....pa boleh dikata kalau cinta sudah berbicara, mata seakan dibutakan nya.

Siang tu sepulang dari pasar Ibu terkejut dengan surat yang ditinggalkan Kak R. Dia benar-benar pergi dari rumah. Kak R lebih memilih kawin lari dengan Kak Y, tanpa memikirkan hati dan perasaan ibu. Keputusan yang terlalu cepat tanpa berpikir panjang, karena memang keputusan anak yang masih labil jiwanya.

Mengetahui bahwa putri kesayangan nya bener-bener kabur dari rumah akhirnya ibu S menegak racun serangga, dan tergeletak pinsan dilantai.
Sungguh ironi memang, disaat yang tak terduga Firda yang baru berusia 4 tahun mengetahui ibu yang tergeletak di lantai hanya bisa menangis dan kemudian duduk di perut ibu sambil menggoyang-goyangkan sampai ibu S muntah dan alhamdulilah berkat kuasa Allah ibu S terselamatkan.


Hari demi hari tahun berganti tahun dilalui dengan senyum oleh ibu dan Firda. Sebuah toko kelontong dengan modal seadanya berusaha dikembangkan oleh ibu untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari mereka. Alhasil Allah selalu menyertai hidup mereka karena kerja keras dan rasa memiliki diantara mereka. Terkadang timbul rasa kangen ibu pada Kak R dan tanpa sadar air mata ibu selalu menetes. Berbeda dengan Firda terpaut umur yang sangat jauh dengan Kak R membuat hubungan ikatan batin mereka merenggang. Rasa kangen ataupun sayang makin hari makin pudar. Tidak selayaknya saudara, mereka beda kayak bumi dan langit. Mereka tidak pernah kirim kabar tau pun saling berkunjung. 


12 tahun sudah berlalu, jika di kalkulasi dengan hitungan hari sudah 4380 hari, entah berapa jam? berapa menit bahkan detik yang telah dihabiskan ibu bersama Firda. Tiba-tiba siang tu da yang mengucapkan salam, kebetulan ibu sedang jaga toko akhirnya beliau bergegas keluar....pa yang terjadi Kak R pulang kerumah.
Senang banget ibu hari tu melihat Kak R, dipeluk serta di ciuminya dia. Tunggu dulu da yang aneh.....yaaaa...Kak R gak sendiri dia bersama anak kecil di gendongannya..
'Anak kamu nduk???????...tanya Ibu'
'Iya bu',..kakaknya kut ayahnya dan dia kut saya,..jawab Kak R
'Kenapa dia gag kut kesini nduk????
'Kami da resmi cerai bu'...makanya hak asuh anak kita bagi dua...sambil meneteskan air mata Kak R menceritakan nasib hidup nya.
Dengan rasa haru ibu memeluk dan mengusap air mata Kak R.
Siang tu da les tambahan, makanya Firda pulang terlambat...
' Assalamualaikum,...bu'....teriakan Firda membangunkan ibu yang sedang tiduran di sofa.
' Waalaikumussalam,...lho wez dateng to le????!!...tumben telat???
Tanpa menjawab pertanyaan ibu, Firda melontarkan pertanyaan,..sapa tamunya bu'?? sambil melirik cangkir teh di meja..
' Mbak yu mu le,....dia lagi tidur tu di kamar sama anaknya...'
' Mbak yu pulang, bu?....spechleess.....tertunduk diam tanpa kata-kata....
Akhirnya masuk kamar dengan perasaan bercampuraduk..
Keesokan harinya dengan berat hati Firda temenku memberanikan diri melihat kamar Kak R....huuummm...12 tahun bukan waktu yang singkat, melihat wajah Kak R yang berubah, lusuh, keriput, tak terurus serta bayi disampingnya.
Melihat kondisi yang seperti tu luluh juga hati teman ku, yang awalnya ingin marah, emosi, dendam.....ooooowwww...ternyata kondisi Kak R jauh lebih memprihatinkan.
Tanpa berpikir panjang temanku mendekati saudara sedarah yang tak pernah ia kenal. Bagai bumi dan langit, tak pernah merasakan kasih sayang seorang kakak. Didekatinya yang masih pulas tertidur, disentuh dengan jemari tangan nya, kemudian mengelus pipi bayi mungil di sampingnya....lucu banget...jadi teringat masa kecilnya...

Hanya rasa syukur yang mampu di panjatkan oleh temanku. Terima kasih Ya Allah, ini kado terindah yang dia terima sepanjang hidupnya. Cita-cita yang telah lama diinginkannya berkumpul dengan Kak R. Terima kasih telah memberinya kesempatan untuk ketemu lagi dengan Kak R hingga detik ini. Bertemu dengan orang-orang yang tidak terduga termasuk Dede. Kado yang luar biasa....bukan barang bermerk atau barang yang dia suka, tapi melihat senyum di wajah Kak R dan Dede. Keindahan dan kebahagiaan yang tak hanya bisa dinikmati sendiri, melainkan dibagi dengan banyak orang.
Seperti biasa setelah menulis kisah aku menatap langit, seperti ada sepasang mata besar di balik awan yang membuat teduh hati ku... wahai sang Pemberi Hidup...
Ne kisah temanku,,,mana kisahmu???????

Tidak ada komentar:

Posting Komentar